Kamis, April 19, 2018

Pulau Nias, wisata adat dan eksotisme alam


Pulau Nias merupakan sebuah daerah kepulauan yang terletak di sebelah barat Pulau Sumatera, memiliki luas wilayah 5.625 km² dan termasuk ke dalam wilayah Provinsi Sumatera Utara. Pulau ini merupakan pulau terbesar dan paling maju di antara jejeran pulau-pulau lebih kecil di kawasan tersebut. Memiliki panorama keindahan alam pantai yang menakjubkan di berbagai spot wisatanya seperti Pantai Sorake, Pantai Lagundri, Pantai Pasir Berbisik, Pantai Toyolawa yang cocok untuk berbagai aktifitas wisata seperti menikmati keindahan panorama pantai, berselancar (surfing), menyelam (diving dan snorkeling) juga berenang atau aktifitas wisata pantai lainya.

Jumlah penduduk hampir sekitar 900.000 jiwa, agama yang di anut penduduk adalah mayoritas Kristen Protestan yakni sekitar 90%, sisanya beragama Katolik, Islam, dan Budha. Penduduk asli Pulau Nias merupakan suku Nias (Ono Niha) yang masih mempertahankan budaya megalitik. Hal ini menjadikan tradisi adat dan budayanya unik dan khas. Terdapat rumah tradisional, museum dan fahombo (lompat batu).

Ada beberapa spot wisata andalan Pulau Nias yang wajib untuk dikunjungi wisatawan karena pesona keindahan dan keunikan tradisinya. Spot-spot tersebut antara lain :
Pantai Pink Gawu Soyo
Merupakan pantai yang memiliki keunikan tersendiri yakni pasir pantainya yang berwarna pink seperti pantai pink yang ada di Pulau Komodo. Dalam bahasa Nias, Gawu Soyo mempunyai arti Pantai Pasir Merah. Menurut cerita masyarakat setempat warna pink pada pasir di pantai ini berasal dari sebuah kejadian pertumpahan darah pada jaman dahulu kala. Pantai Pink Gawu Soyo berada di Desa Ombolata, kecamatan Afulu, kabupaten Nias Utara. 
Pantai sorake
Pantai ini terdiri dari hamparan batu karang yang bertebaran, tidak memiliki pasir yang menghampar seperti pantai pada umumnya. Memiliki ombak yang cukup besar dengan ketinggian ombak dapat mencapai 10 - 12 meter dan cenderung stabil temponya sehingga cocok untuk berselancar. Mulai terkenal keseluruh dunia setelah ada event bergengsi Open Surfing Contest 2017. Menjadi tempat favorit untuk selancar (surfing) sangat ramai dikunjungi wisatawan khususnya pada bulan juni-juli. Sudah terdapat fasilitas utnuk wisatawan di sekitar pantai seperti penginapan dan hotel. Lokasi ini dapat di akses dari luar Pulau Nias menuju dermaga kapal Gunung Sitoli melalui jalur laut dengan jarak tempuh ± 85 mil, lama perjalanan ± 12 jam dengan mengunakan kapal feri dari Kota Sibolga, Sumatera Utara.
Pantai Lagundri
Terletak di kecamatan Teluk Dalam, kabupaten Nias Selatan, provinsi Sumatera Utara. Tidak terlalu jauh dari Pantai Sorake yakni hanya 2 km dan dari pusat kota Teluk Dalam berjarak sekitar 12 km. Memiliki panorama keindahan alam yang sangat eksotis dengan hamparan pasir putih yang terbentang luas. Merupakan salah satu lokasi selancar bertaraf internasional dari 10 lokasi surfing terbaik dunia. Memiliki ketinggian ombak yang mampu mencapai 7 hingga 10 meter dengan lima tingkatan pada bulan-bulan tertentu dan sisanya ketinggian ombak yang dimiliki hanya mencapai 3 sampai dengan 4 meter saja. Memiliki fasilitas wisata yang cukup memadai, tersedia penginapan dan rumah makan di sepanjang pantai.
Pantai Toyolawa
Terletak di daerah Nias Utara tepatnya berada di ujung Pulau Nias. Memiliki panorama keindahan alam pantai yang sangat eksotis dengan pasir unik berwarna merah berbeda dengan warna pasir pantai pada umumnya, memiliki ombak yang besar. Suasana pantai masih sangat alami dan sepi dengan pohon kelapa tumbuh subur berderet sepanjang pantai. Dapat diakses menggunakan jasa angkutan atau ojek dari Gunung Sitoli Lahewa.
Pulau Asu
Termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Sirombu, Kabupaten Nias, Provinsi Sumatera Utara. Merupakan pulau terpencil dan salah satu pulau terluar di Indonesia. Memiliki luas kawasan sekitar 18 km dengan jumlah penduduk sekitar 20 kepala keluarga. Memiliki panorama keindahan alam yang luar biasa dengan pasir putih yang bersih, air laut yang jernih dan deretan pohon kelapa. Memiliki ketinggian ombak sampai 4 - 7 meter dengan panjang ombak mencapai 200 meter cocok buat selancar (surfing). Memiliki keaneka ragaman hayati bawah laut yang indah dengan berbagai jenis ikan dan terumbu karang yang masih alami cocok buat para pecinta snorkeling dan diving. Dapat diakses dari Gunung Sitoli dengan menempuh perjalanan ke Kota Sirombu dengan lama waktu tempuh sekitar 2 jam dan dari Sirombu menuju ke lokasi dapat menumpang kapal reguler atau speed boat.
Tradisi Lompat Batu itu
Adalah salah satu tradisi yang berasal dari Desa Bawo Mataluo (Bukit Matahari), Nias Selatan, Sumatera Utara. Tradisi adat ini dilakukan para pemuda untuk menunjukan kedewasaan seseorang secara fisik, dilakukan dengan cara melompati tumpukan batu setinggi 2 meter dan tebal sekitar 40 cm. Tradisi Lompat Batu ini sudah dilakukan secara turun temurun dan merupakan salah satu tradisi yang cukup terkenal di Nias. Menurut  cerita penduduk setempat sejarah tradisi ini dilakukan untuk melatih fisik terutama ketangkasan dalam melompat bagi pemuda setempat jaman dahulu untuk menyerang pertahanan kampung lain yang biasanya dilindungi dengan benteng yang cukup tinggi. Pada saat ini tradisi lompat batu hanya ditampilkan pada acara adat juga pada saat pertunjukan bagi wisatawan. 

Sumber :








Editor : Eds Jr.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijak dan bersifat positif juga memberikan perbaikan.

eds graphics & design

eds graphics & design
eds graphics & design advertise banner

EDs daily review